Selasa, 19 April 2011

HULDRA

0 komentar
 
Dalam dongeng-dongeng dan cerita rakyat Skandinavia, Huldra (nama lain di Swedia: Skogsrå atau Skogsfru (artinya “gadis hutan”), dan Tallemaja) adalah makhluk legendaris yang berasal dari hutan. Biasanya berjenis kelamin wanita.
Dilihat dari depan, mereka telanjang dengan wajah yang sangat luar biasa cantiknya, namun jika dilihat dari belakang, punggungnya berlubang seperti lubang pohon pada batang pohon yang sudah tua. Di Norwegia, punggung mereka tidak berlubang, namun mereka punya ekor (ekor sapi menurut kepercayaan orang Norwegia, sedangkan bagi orang Swedia mereka punya ekor sapi atau ekor rubah) yang merupakan satu-satunya hal yang membedakan mereka dari gadis normal.
Huldra memancing lelaki supaya masuk ke hutan untuk diajak berhubungan badan. Mereka akan memberi balasan bagi lelaki yang telah memuaskan nafsu mereka dan membunuh lelaki yang tidak bersedia. Namun Huldra di Norwegia tidak seperti itu. Mereka mungkin saja menculik seseorang, namun segan untuk membunuhnya. Mereka kadang-kadang menculik bayi manusia dan menempatkannya di antara anak-anak mereka yang disebut Huldrebarn.
Huldra berjenis kelamin pria disebut Huldu, atau “Huldrekall” (sebutan di Norwegia).
Di Norwegia, Huldra sering dilukiskan sebagai gadis desa yang istimewa, mengenakan pakaian petani, namun wajahnya nampak lebih memikat dan bercahaya jika dibandingkan dengan gadis desa biasa. Kadang-kadang Huldra menikahi pria lokal, namun bila itu terjadi, segala kemewahan dan keindahan yang menyelimuti tubuhnya akan menghilang ketika pendeta memegang tangannya, atau jika memasuki gereja.
Jika Huldra dikhianati, ia akan sakit hati dan menghukum siapapun yang menyakiti hatinya, seperti sebuah cerita dari Sigdal. Seekor Huldra akan menikah dan calon suaminya sudah bersumpah akan menikahinya, dengan syarat, pria itu tidak boleh menceritakan apapun tentang pengantinnya kepada orang lain. Namun pria itu mengingkari janjinya. Huldra memukul telinga pria itu dengan ekornya lalu pria itu kehilangan pendengaran dan akal pikiran selama sisa hidupnya.

Leave a Reply