Jumat, 30 Desember 2011

Penampakan ufo di indonesia

0 komentar
 
UFO adalah sebutan untuk kendaraan mahkluk luar ankasa (ALIEN) yg biasa nya berbentuk piring terbang... dan di negara indonesia telah tampak banyak penampakan ufo. di antara nya ialah :
1. UFO di Gunung Agung, Bali, 1973. Foto UFO pertama di atas Indonesia dibuat oleh wisatawan Jepang, Ryo Terumoto, pada 17 Agustus 1973. Sekitar pukul 14.00 siang, dari mobil ia memotret Gunung Agung di Bali.

Setelah fotonya dicetak, ia terkejut melihat adanya sebuah benda berbentuk cakram yang melayang di depan gunung tersebut. Ketika memotret ia tidak memperhatikannya. Fotonya kemudian dimuat di majalah Hito to Nippon (Orang dan Jepang) terbitan Maret 1974 dengan judul “Piring Terbang di Atas Pulau Bali?”
UFO di gunung Agung, Bali Dipotret tanggal 17 Agustus 1973 oleh seorang wisatwan Jepang Ryo Terumato
2. UFO di lepas Pantai Cilamaya, Jawa Barat. Waktu itu sekitar pukul 15.00, Ir. Tony Hartono Rusman sedang melepas lelah, sehabis makan siang di Quarters Platform pada lantai III kompleks menara pengeboran minyak lepas pantai di ladang minyak Arjuna, 83 km dari pantai Cilamaya, Karawang, Jawa Barat. Tiba-tiba perhatian Tony tertarik pada titik hitam di atas cakrawala yang menuju ke arah ladang minyak dengan bentuk lonjong dan berwarna merah tua. Pada jarak sekitar 10 km, benda itu membelok dengan tajam dan menjauh lagi, sehingga membuat lintasan seperti bumerang. Di kejauhan, benda itu naik vertikal ke atas dan hilang dari pemandangan. Tony waktu itu sedang menyandang sebuah kamera Olympus, dan dengan cepat ia menyetel dan membidikkannya ke arah benda yang muncul tidak lebih dari satu menit itu. Semula Tony tidak sadar bahwa benda yang diabadikannya itu adalah sebuah UFO. Setelah film itu dicuci, tampaklah UFO di atas tanker minyak Arco Arjuna, yang kini sudah menjadi terkenal di seluruh dunia.
UFO dipotret di lepas pantai Cimalaya pada tanggal 22 September 1975, oleh Ir. Tony Hartono (alm)
3. Penampakan UFO di Porong. Hari itu tanggal 27 Juni 1977 jam 18.15 WIB, Dr. Ir. Aryono Abdulkadir bersama dua orang rekannya masing-masing Ir Rudianto Ramelan dan Ir. Ananda Soeyoso sedang melakukan perjalanan dari Surabaya ke arah Malang. Langit terang penuh dengan warna merah senja karena matahari baru saja terbenam. Tiba-tiba di suatu tempat, di antara Gempol Porong, salah seorang di antaranya melihat benda langit yang menarik perhatian di sebelah barat jalan raya. Dr. Ariono yang memang pada dasarnya senang mengamati gejala-gejala seperti itu, mengira benda langit itu sebagai meteor. Segera ia keluar dari mobil sambil menyiapkan alat fotonya untuk mengambil gambar meteor tadi. Dua kali dijepretkan. Tiba-tiba saja terjadi hal yang mengejutkan. Benda langit tadi membelok tajam hampir sembilan puluh derajat ke arah selatan, meninggalkan trail yang nampak pada mata seperti bunga api.
Penampakan UFO di Porong
4. Salatiga, 2003. On Sunday,12 Oktober 2003, me and my friend Adit (also from Economic but 3 years older than me) were taking picture of scenery around Salatiga for our website. We took pictures from an unused bank building of BHS Bank. After we took dozens of shots around the building, suddenly my friend pointing to the distance and yelling “11… 11…” (I was getting ready to take pictures of the Mount Ungaran). I look at the 11′o clock direction and saw that something is… glowing? or perhaps I should say ‘flickering’ I think it’s above the RawaPening Lake. It’s like the sky is distorted and I could see something… weird? Then I just press the shutter and take the picture without having any chance to adjust the camera’s focus. I’m disappointed when I’m getting ready to take another shot, the ‘thing’ or should i say the ‘object’ is like turning its color to transparrent so in a flash the sky just seemed empty.
Salatiga, 2003
5. Graha Yasa Asri, Depok, 26 Juni 2005. Sunday, 26 June 2005 at 17.50 pm, was my lucky day or what, When my daughter told me the was something up in the sky, I got out, Some people (my neighbors) already look at it, so I quickly look up and scan my eyes to the sky, it looks like to me “something like a meteor coming down to Earth and burning” , so I quickly got inside, took my DVD camcorder, and Record on it, only for few seconds, but I did! After talking what was happening to my neighbors, then I decide To transfer it to my pc, due to erase and write many times on My dvd-rw disc, so the result is some frame is frozen, but I got the master still on my dvd-rw, so it still function properly and better than my capture on pc that I distributed to you all…, many witnesses you could ask for, because they are my neighbors……… it was no sound, not hit the ground either, in the end of clip, that is my rooftop house, you can calculate how big that thing was… I watch on TV, there was no airplane crash or Meteor hit The earth that day, because if it was a meteor, that must be huge meteor, and can cause so much trouble, casualties and earthquake…. So I don’t know what it is…… But Before Jump Into any conclusion, please do research, gather more proofs, ask some witnesses in my area, then after that its taken, its up to you to say whatever you want…
Graha Yasa Asri, Depok, 26 Juni 2005
6. Pekanbaru Didatangi Benda Mirip UFO (2007). Doris, melihat benda pada Sabtu Malam sekitar pukul 19.00 WIB, ia berdiri di depan teras rumahnya, dan secara tak sengaja melihat benda yang semula ia kira bintang. Namun setelah diperhatikan agak lama, benda tersebut bukan bintang dan bukan pula sebuah pesawat yang tengah mengudara di malam hari. Karena penasaran, Doris pun segera memanggil keluarganya serta warga sekitar serta berinisiatif dengan mengabadikan benda tersebut memakai kamera.
UFO Pekanbaru 1
UFO Pekanbaru 2
7. Depok, Jakarta, 30 April 2007. Gambar ini diambil dengan kamera Nokia 9500 Night Mode. Jadi, bintik-bintik seperti cahaya itu sebenarnya distorsi kamera, bukan bintang-bintang. Yang terlihat hanyalah 2 cahaya obyek tersebut. Tidak ada bintang yang tampak karena tertutup awan! Jalur lintasan udara di atas (diambil di daerah Kukusan Beji UI Depok) ini sebenarnya jarang dilintasi oleh pesawat. Inilah yang membangkitkan rasa penasaran. Kejadian awalnya sebenarnya ditangkap oleh seorang penjaga warung. Menurutnya, dia melihat 3 obyek terbang yang sepertinya terbang berputar. Kemudian, satu obyek (obyek ke-3 dalam gambar) sudah terbang tinggi, 2 sisanya masih terbang rendah dengan cahaya lampu yang tidak lazim warnanya dan terang. Di sinilah langsung gambar dipotret. Belum pernah terlihat ada pesawat dengan besar cahaya seperti itu sebelumnya dan cahayanya tidak berkedip. Anehnya lagi, tidak terdengar suara apapun, padahal gerak obyek terlihat relatif cepat karena obyek menghilang hanya dalam 1-2 menit. Sebelum menghilang, obyek terlihat terhenti, dan kemudian cahayanya makin kecil dan menghilang. Apakah ada pesawat Indonesia yang seperti itu? Ini yang menjadi pertanyaan dan masih menjadi teka-teki. Kedua obyek yang tertangkap kamera sebenarnya terhitung dekat, karena posisinya di bawah awan. Artinya, bila obyek tersebut pesawat dunia, suaranya pasti terdengar. Atau ada yang tidak bersuara sama sekali?
Ufo Depok1
Readmore...

pengembara waktu

0 komentar
 
di amerika serikat ada pria yg bernama john titor. pria ini mengatakan bahwa diri nya adalah prajurit amerika yg berasal dari masa depan. tepat nya pada tahun 2036 yg mempunyai misi kembali di tahun 1975 untuk mengambil komputer portable pertama di dunia yaitu IBM 5100 . dia kembali di tahun 2000 untuk mengunjungi keluarga nya.
banyak orang yang setengah percaya terhadap pengakuan john titor karena dia dapat membuktikan hal-hal yang akan terjadi di masa dpn, dia juga mengupload foto mesin waktu nya, cara kerjanya, dan juga menyebarkan formula ilmiah mesin waktu tersebut di forum.
Teori mesin waktu menurut John Titor,
Readmore...

MISTERI CANDI BOROBUDUR

0 komentar
 
CANDI BOROBUDUR yg terletak di indonesia mempunyai banyak misteri yg belum terpecah kan...
misteri2 tersebut ialah :
Sekira tiga ratus tahun lampau, tempat candi ini berada masih berupa hutan belukar yang oleh penduduk sekitarnya disebut Redi Borobudur. Untuk pertama kalinya, nama Borobudur diketahui dari naskah Negarakertagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365 Masehi, disebutkan tentang biara di Budur. Kemudian pada Naskah Babad Tanah Jawi (1709-1710) ada berita tentang Mas Dana, seorang pemberontak terhadap Raja Paku Buwono I, yang tertangkap di Redi Borobudur dan dijatuhi hukuman mati. Kemudian pada tahun 1758, tercetus berita tentang seorang pangeran dari Yogyakarta, yakni Pangeran Monconagoro, yang berminat melihat arca seorang ksatria yang terkurung dalam sangkar. Kemudian pada tahun 1814, Thomas Stamford Raffles mendapat berita dari bawahannya tentang adanya bukit yang dipenuhi dengan batu-batu berukir. Berdasarkan berita itu Raffles mengutus Cornelius, seorang pengagum seni dan sejarah, untuk membersihkan bukit itu. Setelah dibersihkan selama dua bulan dengan bantuan 200 orang penduduk, bangunan candi semakin jelas dan pemugaran dilanjutkan pada 1825.
Pada 1834, Residen Kedu membersihkan candi lagi, dan tahun 1842 stupa candi ditinjau untuk penelitian lebih lanjut.

Mengenai nama Borobudur sendiri banyak ahli purbakala yang menafsirkannya, di antaranya Prof. Dr. Poerbotjoroko menerangkan bahwa kata Borobudur berasal dari dua kata Bhoro dan Budur. Bhoro berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti bihara atau asrama, sedangkan kata Budur merujuk pada nama tempat. Pendapat ini dikuatkan oleh Prof. Dr. WF. Stutterheim yang berpendapat bahwa Borobudur berarti Bihara di atas sebuah bukit. Sedangkan Prof. JG. De Casparis mendasarkan pada Prasasti Karang Tengah yang menyebutkan tahun pendirian bangunan ini, yaitu Tahun Sangkala: rasa sagara kstidhara, atau tahun Caka 746 (824 Masehi), atau pada masa Wangsa Syailendra yang mengagungkan Dewa Indra. Dalam prasasti didapatlah nama Bhumisambharabhudhara yang berarti tempat pemujaan para nenek moyang bagi arwah-arwah leluhurnya.
Bagaimana pergeseran kata itu terjadi menjadi Borobudur? Hal ini terjadi karena faktor pengucapan masyarakat setempat.

Dalam pelajaran sejarah, disebutkan bahwa candi Borobudur dibuat pada masa Wangsa Syailendra yang Buddhis di bawah kepemimpinan Raja Samarotthungga. Sedangkan yang menciptakan candi, berdasarkan tuturan masyarakat bernama Gunadharma. Pembangunan candi itu selesai pada tahun 847 M. Menurut prasasti Kulrak (784M) pembuatan candi ini dibantu oleh seorang guru dari Ghandadwipa (Bengalore) bernama Kumaragacya yang sangat dihormati, dan seorang pangeran dari Kashmir bernama Visvawarman sebagai penasihat yang ahli dalam ajaran Buddis Tantra Vajrayana. Pembangunan candi ini dimulai pada masa Maha Raja Dananjaya yang bergelar Sri Sanggramadananjaya, dilanjutkan oleh putranya, Samarotthungga, dan oleh cucu perempuannya, Dyah Ayu Pramodhawardhani.
Sebelum dipugar, Candi Borobudur berupa reruntuhan seperti halnya artefak-artefak candi yang baru ditemukan sekarang ini. Ketika kita mengunjungi Borobudur dan menikmati keindahan alam sekitarnya dari atas puncak candi, kadang kita tidak pernah berpikir tentang siapa yang berjasa membangun kembali Candi Borobudur menjadi bangunan yang megah dan menjadi kekayaan bangsa Indonesia ini.

Pemugaran selanjutnya, setelah oleh Cornelius pada masa Raffles maupun Residen Hatmann, dilakukan pada 1907-1911 oleh Theodorus van Erp yang membangun kembali susunan bentuk candi dari reruntuhan karena dimakan zaman sampai kepada bentuk sekarang. Van Erp sebetulnya seorang ahli teknik bangunan Genie Militer dengan pangkat letnan satu, tetapi kemudian tertarik untuk meneliti dan mempelajari seluk-beluk Candi Borobudur, mulai falsafahnya sampai kepada ajaran-ajaran yang dikandungnya. Untuk itu dia mencoba melakukan studi banding selama beberapa tahun di India. Ia juga pergi ke Sri Langka untuk melihat susunan bangunan puncak stupa Sanchi di Kandy, sampai akhirnya van Erp menemukan bentuk Candi Borobudur. Sedangkan mengenai landasan falsafah dan agamanya ditemukan oleh Stutterheim dan NJ. Krom, yakni tentang ajaran Buddha Dharma dengan aliran Mahayana-Yogacara dan ada kecenderungan pula bercampur dengan aliran Tantrayana-Vajrayana. Oleh sebab itu, para pemugar harus memiliki sekelumit sejarah agama ini di Indonesia. Penelitian terhadap susunan bangunan candi dan falsafah yang dibawanya tentunya membutuhkan waktu yang tidak sedikit, apalagi kalau dihubung-hubungkan dengan bangunan-bangunan candi lainnya yang masih satu rumpun. Seperti halnya antara Candi Borobudur dengan Candi Pawon dan Candi Mendut yang secara geografis berada pada satu jalur.

MATERI CANDI
Candi Borobudur merupakan candi terbesar kedua setelah Candi Ankor Wat di Kamboja. Borobudur mirip bangunan piramida Cheops di Gizeh Mesir. Luas bangunan Candi Borobudur 15.129 m2 yang tersusun dari 55.000 m3 batu, dari 2 juta potongan batu-batuan. Ukuran batu rata-rata 25 cm X 10 cm X 15 cm. Panjang potongan batu secara keseluruhan 500 km dengan berat keseluruhan batu 1,3 juta ton. Dinding-dinding Candi Borobudur dikelilingi oleh gambar-gambar atau relief yang merupakan satu rangkaian cerita yang terususun dalam 1.460 panel. Panjang panel masing-masing 2 meter. Jadi kalau rangkaian relief itu dibentangkan maka kurang lebih panjang relief seluruhnya 3 km. Jumlah tingkat ada sepuluh, tingkat 1-6 berbentuk bujur sangkar, sedangkan tingkat 7-10 berbentuk bundar. Arca yang terdapat di seluruh bangunan candi berjumlah 504 buah. Sedangkan, tinggi candi dari permukaan tanah sampai ujung stupa induk dulunya 42 meter, namun sekarang tinggal 34,5 meter setelah tersambar petir.

Menurut hasil penyelidikan seorang antropolog-etnolog Austria, Robert von Heine Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengenal tata budaya pada zaman Neolithic dan Megalithic yang berasal dari Vietnam Selatan dan Kamboja. Pada zaman Megalithic itu nenek moyang bangsa Indonesia membuat makam leluhurnya sekaligus tempat pemujaan berupa bangunan piramida bersusun, semakin ke atas semakin kecil. Salah satunya yang ditemukan di Lebak Sibedug Leuwiliang Bogor Jawa Barat. Bangunan serupa juga terdapat di Candi Sukuh di dekat Solo, juga Candi Borobudur. Kalau kita lihat dari kejauhan, Borobudur akan tampak seperti susunan bangunan berundak atau semacam piramida dan sebuah stupa.

Berbeda dengan piramida raksasa di Mesir dan Piramida Teotihuacan di Meksiko Candi Borobudur merupakan versi lain bangunan piramida. Piramida Borobudur berupa kepunden berundak yang tidak akan ditemukan di daerah dan negara manapun, termasuk di India. Dan itulah salah satu kelebihan Candi Borobudur yang merupakan kekhasan arsitektur Budhis di Indonesia.

Melihat kemegahan bangunan Candi Borobudur saat ini dan candi-candi lainnya di Indonesia telah memberikan pengetahuan yang besar tentang peradaban bangsa Indonesia. Berbagai ilmu pengetahuan terlibat dalam usaha rekonstruksi Candi Borobudur yang dilakukan oleh Teodhorus van Erp. Kita patut menghargai usaha-usahanya mengingat berbagai kendala dan kesulitan yang dihadapi dalam membangun kembali candi ini.

Sampai saat ini ada beberapa hal yang masih menjadi bahan misteri seputar berdirinya Candi Borobudur, misalnya dalam hal susunan batu, cara mengangkut batu dari daerah asal sampai ke tempat tujuan, apakah batu-batu itu sudah dalam ukuran yang dikehendaki atau masih berupa bentuk asli batu gunung, berapa lama proses pemotongan batu-batu itu sampai pada ukuran yang dikehendaki, bagaimana cara menaikan batu-batu itu dari dasar halaman candi sampai ke puncak, alat derek apakah yang dipergunakan? Mengingat pada masa itu belum ada gambar biru (blue print), lalu dengan sarana apakah mereka itu kalau hendak merundingkan langkah-langkah pengerjaan yang harus dilakukan, dalam hal gambar relief, apakah batu-batu itu sesudah bergambar lalu dipasang, atau batu dalam keadaan polos baru dipahat untuk digambar. Dan mulai dari bagian mana gambar itu dipahat, dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas? Dan masih banyak lagi misteri yang belum terungkap secara ilmu pengetahuan, terutama tentang ditemukannya ruang pada stupa induk candi.
Readmore...